tulisan jalan

Selamat datang di website resmi SYAKIRA BABY CARE & SPA. Pastikan buah hati anda mengawali hari-harinya dengan perawatan optimal...

slide foto

Selasa, 26 November 2013

MANFAAT MENCUKUR BAYI




Tradisi mencukur rambut bayi  di berbagai budaya: 


Masyarakat Islam menjalankan memotong rambut bayi bersamaan dengan waktu akikah atau sekitar 7 hari setelah kelahirannya. Berat rambut yang tergunting itu kemudian ditimbang dan seberat itu pula akan dikeluarkan perak untuk disedekahkan kepada fakir miskin.

Masyarakat Hindu India juga mempunyai tradisi memotong rambut bayi untuk membersihkannya dari hal-hal negatif dalam kehidupan sebelumnya.

Di Thailand ada upacara Khwan yang diselenggarakan saat si kecil berusia satu bulan. rambut si kecil akan dicukur habis oleh biksu/pemuka agama Budha dan ditempatkan pada wadah yang terbuat dari kulit pisang dan kemudian diapungkan ke air.

Masyarakat Tionghoa, upacara cukur rambut diberi nama Man Ye /Man Yue yang dirayakan ketika si kecil berusia 1 bulan. Saat acara ini, rambut si kecil akan dicukur, dibungkus dengan kain merah dan dijahit pada bantal si kecil. Hal ini dilakukan dengan harapan agar si kecil menjadi anak yang berani dan tidak mudah takut.

 Masyarakat Jawa melaksanakan tradisi potong rambut saat bayi berusia 35 hari atau bertepatan dengan upacara selapanan. Pada saat itu beberapa orang yang dituakan seperti eyang/bude/pakde secara bergantian akan memotong sejumput rambut bayi.

Masyarakat Ternate-Maluku Utara juga mempunyai tradisi memotong rambut bayi yang disebut saro-saro. Upacara ini sebagai simbol untuk menyambut kehidupan baru bagi sang bayi. Tradisi potong rambut ini biasanya diteruskan dengan mencukur plontos kepala bayi hingga bersih.


Manfaat Mencukur Bayi

1.      Membersihkan lemak dan zat-zat sisa dari rahim ibu yang mungkin terbawa/menempel di rambut pada proses persalinan

2.      Ketika bayi terkena gumohan (muntahan)  bahkan  ompol (air kencing) saat tidur  yang mungkin saja mengotori tubuh hingga kepala bayi,  kalau kepala bayi gundul, tentu lebih mudah membersihkannya.

3.      Kepala gundul juga membuat bayi merasa lebih dingin, apalagi bila tinggal di daerah tropis seperti Indonesia.  Embusan angin yang langsung mengenai pori-porinya mampu mengurangi kegerahan.

4.      Kepala plontos bayi juga memudahkan ibu untuk mengamati kalau-kalau ada sesuatu yang tak diharapkan, seperti iritasi, bisul, luka dan sebagainya.


Untuk memudahkan proses mencukur, sebaiknya dilakukan saat bayi tidur, karena sewaktu tidur, bayi tidak banyak bergerak sehingga mengurangi risiko terluka saat dicukur. Sebaiknya juga dilakukan oleh dua orang dewasa. Satu orang dewasa memangku/menggendongnya, seorang lagi menggunting rambutnya. Kalau sekiranya tidak pede atau takut terjadi sesuatu maka dating saja ke tempat-tempat khusus cukur bayi.

Setelah tercukur habis, mungkin di kulit kepala bayi terlihat noda-noda yang bentuknya seperti “pulau”. Itulah yang disebut cradle cap atau dermatitis seboroik. Noda berupa sisik berlemak ini muncul akibat meningkatnya aktivitas kelenjar sebasea dan juga pengaruh hormon androgen ibu saat hamil. Bila dibiarkan saja, tumpukan lemak ini akan menghambat sirkulasi keringat yang mengakibatkan munculnya gangguan kulit berupa biang keringat, bisul, abses dan sejenisnya. Jadi meski sudah dicukur plontos tetap bersihkan kepala bayi secara teratur.


Kalau dermatitis seboroik itu terlihat mengganggu, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Biasanya dokter akan memberikan obat antiseboroik yang digunakan dengan mengoleskannya ke kepala setelah dicampur dengan minyak kelapa. Esok paginya sisir dengan menggunakan sisir bergigi rapat untuk mengangkat kotoran tersebut.

(sumber : tabloid Nakita)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar